PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Kamis, 06 Oktober 2011

PENGERTIAN KELUARGA

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGERTIAN KELUARGA

DEFINISI
  1. Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) dalam Ali (2010), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.
  2. Ali (2010) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dlam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
  3. Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

BENTUK KELUARGA
  • Menurut Sudiharto (2007), beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut:
  1. Keluarga Inti ( nuclear family ), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
  2. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
  3. Keluarga Besar ( extended family ), keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families).
  4. Keluarga Berantai, keluarga yang terbentuk karena perceraiandan/atau kematian pasangan yang dicintai dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
  5. Keluarga duda atau janda ( single family ), keluarga yang terjadi karena perceraian dan/atau kematian pasangan yang dicintai.
  6. Keluarga komposit ( composite family), keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
  7. Keluarga kohabitasis ( Cohabitation ), dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertebtangan budaya timur. Namun, lambat laun, keluarga kohabitasi ini mulai dapat diterima.
  8. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki, paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses semakin hari semakin besar. Halini dapat kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai media cetak dan elektronik.
  9. Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh keluarga tradisional adalah ayah-ibu dan anak hasil dari perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga nontradisional adalah sekelompok orang tinggal di sebuah asrama

CIRI-CIRI KELUARGA
  • Menurut Ali (2010) ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:
  1. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat kegotongroyongan.
  2. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.
  3. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui musyawarah dan mufakat.
  4. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan—keluarga di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.

FUNGSI KELUARGA
  • Menurut Friedman (1999) dalam Sudiharto (2007), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut:
  1. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta, saling menerima dan mendukung
  2. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan di lingkungan social
  3. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia
  4. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan
  5. Fungsi perawatan kesehatan, adalah kekampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
  • Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

Tugas-tugas keluarga dalam pamaliharaan kesehatan menurut Friedman adalah:
  1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
  2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
  3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
  4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
  5. Mempertahankan hubunga timbal balik antara anggota keluarga dan fasilitas kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

  1. Ahmadi, A. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
  2. Ali, Z. 2006. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
  3. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
  4. Departemen Kesehatan RI. 2007. Komunikasi Efektif Buku Bantu Bidan Siaga. Jakarta: Depkes RI
  5. Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
  6. Krisnatuti, D. 2008. Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Melitus. Jakarta : Penebar Swadaya
  7. Latipun. 2001. Psikologi Konseling (Edisi 3). Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.
  8. Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar – Dasar Konseling. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
  9. Mahdiana. 2010. Mengenal Penyakit Stroke, Diabetes, Jantung. Jakarta: Gramedia
  10. Mansjoer, A. dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Amedia Aesculapius
  11. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
  12. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
  13. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
  14. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
  15. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
  16. Price, S. A. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
  17. Ramayulis, R dkk. 2009. Menu dan Resep untuk Penderita Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Plus
  18. Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternitas dan Neonatal. Jakarta: Depkes RI.
  19. Saraswati, Lukman. 2002. Pelatihan Keterampilan Komunikasi Interpersonal. Jakarta: Gunung Mulia.
  20. Smeltzer, S. C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC
  21. Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC
  22. Suparyanto. 2011. Konsep Dasar Pengetahuan. http://dr-suparyanto.blogspot.com/konsep-dasar-pengetahuan.html. Diakses tanggal 21 Maret 2011 pukul 12.30
  23. Syafiie, I. K. 2007. Pengantar Filsafat. Bandung: Refika Aditama
  24. Tambayong, J. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
  25. Tjokroprawiro A. (1994) Diabetes Mellitus Klasifikasi, Diagnosis, dan Dasar- Dasar Terapi. Edisi 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  26. Triaseka, 2007, Diabetes Mellitus, http://www.parenting.ueuo.com/ tanggal diakses 20 April 2011).
  27. Yulifah, Rita. 2009. Komunikasi Dan Konseling Dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medik


1 komentar: