PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Kamis, 08 Maret 2012

KONSEP DUKUNGAN KELUARGA

Dr. Suparyanto, M.Kes


KONSEP DUKUNGAN KELUARGA
1.         Pengertian dukungan keluarga
Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb (1983) dalam Zainudin (2002) yaitu informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku penerimaannya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Menurut Sarason (1983) dalam Zainudin (2002). Dukungan keluarga adalah keberatan, kesedihan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita, pandangan yang samajuga dikemukakan oleh Cobb (2002) mendefinisikan dukungan keluarga sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima kondinya, dukungan keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok.
2.         Fungsi Pokok Keluarga
Fungsi keluarga biasanya didefinisikan sebagai hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga. Adapun fungsi keluarga tersebut adalah  (Fridman,1999 : 24) :
1.  Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
2.  Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan sosial : proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan.
3.  Fungsi reproduktif : untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4.  Fungsi ekonomis : untuk memenuhi kebutuhan keluarga,seperti sandang, pangan, dan papan.
5.  Fungsi perawatan kesehatan : untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
3.         Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (1981:12) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:
1.    Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
2.    Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3.    Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
4.    Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5.    Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). 
4. Bentuk Dukungan Keluarga
a.    Dukungan Emosional (Emosional Support)
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Meliputi ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap anggota keluarga yang menderita kusta (misalnya: umpan balik, penegasan) (Marlyn, 1998).
b.    Dukungan Penghargaan (Apprasial Assistance)
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas anggota. Terjadi lewat ungkapan hormat (penghargan) positif untuk penderita kusta, persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif penderita kusta dengan penderita lainnya seperti orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga diri) (Marlyn, 1998).
c.    Dukungan Materi (Tangibile Assistance)
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, mencakup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan waktu mengalami stress (Marlyn, 1998)
d.    Dukungan Informasi (informasi support)
Keluarga berfungsi sebagai sebuah koletor dan disse  minator (penyebar) informasi tentang dunia, mencakup memberri nasehat, petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik. Bentuk dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat, pemberian nasehat atau mengawasi tentang pola makan sehari-hari dan pengobatan. Dukungan keluarga juga merupakan perasaan individu yang mendapat perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat (Utami, 2003).
5. Hubungan dukungan keluarga dengan harga diri
Dukungan keluarga mempengaruhi kesehatan dengan melindungi diri penderita kusta terhadap efek negatif dari stres yang berat. Dukungan keluarga yang baik seseorang dapat mengurangi stres misalnya dengan menyibukkan diri. Dukungan keluarga yang positif sebanding dibawah intensitas stres yang tinggi dan rendah, misalnya seseorang dengan dukungan keluarga tinggi dapat memiliki harga diri yang lebih tinggi sehingga tidak mudah terserang stres. Peran keluarga mempunyai pengaruh yang sangat tinggi dalam harga diri, sebuah keluarga yang memiliki harga diri yang rendah akan tidak mempunyai kemampuan dalam membangun harga diri anggota keluarganya dengan baik, keluarga akan memberikan umpan balik yang negatif dan berulang-ulang akan merusak harga diri bagi penderita, harga dirinya akan terganggu jika kemampuannya menyelesaikan masalahnya tidak adekuat. Akhirnya penderita mempunyai pandangan negatif terhadap penyakitnya dan kemampuan bersosialisasi dengan lingkungannya (Anonimus, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

Crandal, R. (1973). The measurement of self-esteem and related construk, Pp. 80-82 in J.P. Robinson & P.R. Shaver (Eds), Measures of social psychological attitudes. Revised edition. Ann Arbor: ISR
Departemen Kesehatan RI. (2007). Buku Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Penyakit Kusta.
Djuanda A. (2008). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi kelima, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Emmy S dkk. (2003). Kusta. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Friedman. (2002). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek, Edisi kelima, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Gottlieb, B.H. (1983), Sosial Support Strategies (Guidelines for Mental Health Practice), Sage Publications Inc., California.

Mansjoer A dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Dua, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Perry, Potter. (1999). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi keempat, Buku Kedokteran EGC.
 Salbiah. (2003). Konsep diri     http://duniapsikologi.dagdigdug.com/files/2008/12/konsep-diri.pdf. Diakses tanggal o4 Januari 2012.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Surabaya: Graha Ilmu.
Sriati, A. (2008). Harga Diri Remaja. Http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/HARGA%20DIRI.pdf. Di akses tanggal 04 Januari 2012.
Stuart & Sundeen (1995), Principles and Practice of Psychiatric Nursing 5th Edition, Year Book Mosby Inc., St. Louis-Missouri.

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Wadyawati (2005). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Perubahan Respon Sosial-Emosional. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
Yanuasti (2001).DukunganKeluargaNaskahPublikasi: 25 mei 2008. rac.Uii.ac.id (server) document/public/20080525 ALL.rff.Semarang. Fakultas psikologis Universitas Katolik Soegi Japranata. Tanggal 15 Desember 2011. Jam 13.45



1 komentar:

  1. wah hebat pak, menjadikan blog sebagai bagaian dari media ajar ...

    salam hangat dan follow juga
    Revolusi galau

    BalasHapus