PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Rabu, 07 November 2012

SEKILAS TENTANG NUTRISI IBU HAMIL

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG NUTRISI IBU HAMIL

  1. Kebutuhan Nutrisi Ibu hamil
Pada masa usia kehamilan muda, tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan mineral sangat diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori sangat diperlukan pada minggu kedelapan sampai kelahiran. Selain dalam masa kehamilan yang memerlukan tambahan gizi yang sangat banyak, ibu juga memerlukan tambahan yang lebih besar lagi menjelang kelahiran dan menyusui. Seorang ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi, maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat badan yang rendah, mudah sakit-sakitan, dan mempengaruhi kecerdasannya (Proverawati, 2010).

Mengingat kebutuhan gizi tidak mudah didapatkan melalui makanan saja, penggunaan suplemen makanan bagi ibu hamil dan menyusui sangat dianjurkan (Imelda, 2010).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan yaitu diantaranya kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu, dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan asupan pada salah satu zat gizi akan mengakibatkan kebutuhan yang tidak konstan selama kehamilan (Proverawati, 2010).

a.Suplemen nutrisi
Meskipun makanan merupakan cara terbaik untuk mendapatkan nutrisi, tetapi tidaklah mudah untuk mencukupi semua kebutuhan nutrisi hanya melalui makanan.
Selama kehamilan, kebutuhan vitamin dan mineral meningkat lebih tinggi dibandingkan kebutuhan kalori. Kebutuhan vitamin dan mineral harian meningkat sampai 50%, sedangkan kebutuhan energi harian hanya meningkat sebanyak 300 kalori selama trimester kedua dan ketiga. Akibatnya ibu hamil harus memilih makanan secara cermat untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dengan tetap menjaga berat badan yang ideal (Imelda, 2010).

b.Kebutuhan energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolic basal dan penambahan berat badan yang akan meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas. Selain itu juga selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan cadangan lemak. Kebutuhan kalori kira-kira 15% dari kalori normal. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan oleh janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95 Kkal/kg/hari atau sekitar 175-350 Kkal/hari pada janin dengan BB 3.5 kg. Pada awal kehamilan trimester pertama kebutuhan energi masih sedikit dan terjadi sedikit peningkatan pada trimester dua. Pada trimester kedua, energi digunakan untuk penambahan darah, perkembangan uteris, pertumbuhan jaringan mammae, dan penimbunan lemak. Pada trimeseter tiga energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Berdasarkan rekomendasi yang dilakukan oleh NRC (National Research Council) pemberian tambahan energi untuk 2000 Kkal/hari bagi wanita berumur 25-50 tahun dengan tambahan energi 300 Kkal bagi ibu yang sedang hamil. Sumber energi bisa didapat dengan mengkonsumsi beras, jagung, gandum, kentang, ubi jalar, ubi kayu, dan sagu (Proverawati, 2010).

c.Karbohidrat
Janin memerlukan 40 gram glukosa/hari yang akan digunakan sebagai sumber energi. Glukosa sangat dibutuhkan karena akan membantu dalam sintesis lemak, glikogen, dan pembentukan struktur polisakarida. Glukosa sampai di fetus melalui berbagai tahapan yaitu glukosa darah maternal meningkat yang akhirnya menyebabkan glukosa mengalir menuju fetus. Sesampainya di fetus, kemudian fetus akan menstimulasi pengeluaran insulin dan akibatnya ibu mengalami hiperglekimia dan bayi mengalami peningkatan kadar insulin. Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat komplek seperti roti, serealia, nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan serat yang yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir (haemorroid) (Proverawati, 2010).

Agar kebutuhan energi dapat terpenuhi, makanlah 3 porsi karbohidrat atau serat makanan setiap hari (seiris roti sama dengan satu prosi karbohidrat atau serat makanan). Pilihlah makanan yang diperkaya dan terbuat dari padi-padian, misalnya havermut, rye (sejenis gandum), dan gandum. Makanan dari padi-padian lebih kaya gizi dan serat dibanding produk olahannya (Imelda, 2010).

d.Protein dan asam amino
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin, protein memiliki peranan penting. Selama kehamilan terjadi peningkatan protein yang signifikan yaitu 68%. Peran protein selama proses kehamilan diantaranya yaitu selain untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga untuk pembentukan plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan mammae ibu dan jaringan uterus, dan penambahan volume darah. Kebutuhan akan protein selama kehamilan tergantung pada usia kehamilan. Total protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi berkisar antara 350-450 g. Pada trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester kedua, protein yang diperlukan pada trimester awal ini. Pada usia 20 minggu, fetus mulai menerima asam amino esensial dari ibu, namun asam amino non esensial (arginin dan Kristin) tidak dapat disintesis oleh fetus.

Pada saat memasuki trimester akhir, pertumbuhan janin sangat cepat, sehingga perlu protein dalam jumlah yang besar juga yaitu 10 gram perhari atau diperkirakan 2 g/kg/hari. Namun apabila bayi sudah lahir maka kebutuhan akan protein semakin naik yaitu menjadi 15 gram perhari. Menurut WHO tambahan protein untuk ibu hamil adalah 0.75 gram/kg berat badan. Secara keseluruhan jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil yaitu kurang lebih 60-76 gram setiap hari atau sekitar 925 gram dari total protein yang dibutuhkan selama kehamilan. Ini dapat diartikan bahwa wanita hamil membutuhkan protein 10-15 gram lebih dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel. Volume darah akan meningkat hingga 50% selama kehamilan dan protein diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah baru. Sumber protein bias didapat melalui protein hewani dan nabati. Protein hewani daging, ikan, unggas, telur dan kerang. Sedangkan untuk protein hewani bias didapat dari daging sapi, unggas. Bahan makanan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan seperti tahu, tempe, oncom dan selai kacang. Selain itu karena protein yang berasal dari ternak juga kaya dengan lemak, maka seimbangkan asupan protein hewani dan nabati. Pilih bahan makanan protein hewani yang berlemak rendah (Proverawati, 2010).

e.Lemak
Asam lemak Elicosapentanoic Acid (EPA) dan Docosa hexanoic Acid (DHA) memainkan peranan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus, khususnya untuk mata dan otak. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapan untuk menyusui setelah bayi lahir.

Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan serta perkembangan system syaraf janin. Oleh karena itu ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi lemak tubuh. Sebaliknya bila asupannya berlebih dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam. Keadaan ini akan menyulitkan ibu hamil sendiri dalam menjalani kehamilan dan pasca persalinan. Karena itu ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari. Bila hal ini sudah dilakukan, maka sebenarnya sudah dapat memenuhi kebutuhan lemak tubuhnya. Pilihlah jenis lemak yaitu yang mengandung asam lemak esensial (ALE). Lemak ini tidak dapat dibuat oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Asam lemak esesnial adalah asam lemak linoleat, yaitu suatu asam lemak tidak jenuh, Omega 3. Turunan asam lemak Omega 3 adalah DHA (Asam dokosa heksanoat) yang mempunyai peranan penting antara lain pada tumbuh kembang jaringan syaraf dan retina. Sedangkan bahan makanan sumber asam lemak Omega 3 antara lain kacang-kacangan dan hasil olahannya serta jenis ikan laut lainnya, terutama ikan laut dalam. Asan lemak esensial lainnya adalah asam lemak Omega 6. Turunan asam lemak Omega 6 adalah asam arakhidonat yang penting untuk otak janin dan jaringan lainnya. Bahan makanannya antara lain kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahannya (Proverawati, 2010).

f.Vitamin
Vitamin larut dalam lemak (Proverawati, 2010) yaitu:

1).Vitamin A
Vitamin A dari ibu dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari 25 mg/hari, sedangkan vitamin A yang dibutuhkan pada trimester tiga yaitu berkisar 200 mg/hari. Ibu yang sedang hamil sebaiknya jangan terlalu sering mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah besar, karena akan menjadi stimulator yang mengakibatkan teratogen (zat yang dapat mengganggu perkembangan kehamilan dan menyebabkan kelaian pada janin, meliputi radiasi, infeksi kelahiran, bahan-bahan kimia dan obat-obatan). Vitamin mengalami peningkatan 25% dari sebelum hamil. Vitamin A berfungsi untuk membantu proses pertumbuhan sel dan jaringan tulang, mata, rambut, kulit dan organ dalam, dan fungsi rahim. Sumbernya adalah kuning telur, ikan dan hati. Sumber provitamin A atau karoten adalah wortel, labu kuning, bayam, kangkung, dan buah-buahan berwarna kemerah-merahan.

2).Vitamin D
Vitamin D pada janin berasal dari 25-OH vitamin D ibu yang berada dalam otot dan hati fetus. Pada wanita hamil konsentrasi plasma meningkat 2 (dua) kali lebih banyak. Peningkatan vitamin D sebanyak 100%. Peningkatan ini disertai 1,25-(OH)2 vitamin D dan akhirnya menstimulasi absorbs di dalam usus halus. Kebutuhan vitamin D selama kehamilan belum diketahui secara pasti tetapi diperkirakan 10 mg/hari, sedangkan RDA (Recommended Daily Allowance atau Asupan Harian yang Disarankan) menganjurkan 5 mg/hari untuk wanita hamil pada usia 25 tahun atau lebih.

3).Vitamin E
Vitamin E mulai diakumulasikan oleh fetus pada akhir minggu ke 8-10 usia gestasi, ketika terjadi peningkatan akumulasi lemak. Untuk tetap menjaga pertumbuhan dan perkembangan fetus yang baik diperlukan RDA vitamin E yaitu sebanyak 2 mg/hari. Pada waktu hamil terjadi peningkatan 25%. Untuk ibu hamil kebutuannya sebesar 15 mg (22,5 IU) dan ibu yang menyusui sekitar 19 mg (28,5 IU).

4).Vitamin K
Vitamin K fungsinya belum begitu optimal pada masa kehamilan di dalam fetus.

Vitamin yang larut dalam air (Proverawati, 2010) yaitu:

a). Vitamin C
Kebutuhan vitamin C untuk bayi pada masa kehamilan dan menjelamng kelahiran yaitu berkisar antara 3-4 mg/hari. Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70 mg perhari. Untuk mencegah kekurangan vitamin C selama proses kehamilan diperlukan tambahan vitamin C sebanyak 10 mg/hari dengan peningkatan sebanyak 33%. Dibutuhkan untuk memperkuat pembuluh darah dan mencegah perdarahan, mengurangi rasa sakit sebanyak 50% saat bekerja, mengurangi resiko infeksi setelah melahirkan, dan membantu gigi dan tulang bayi.

Asupan vitamin C dapat mencegah anemia, berperan dalam pembentukan kolagen interseluler dan proses penyembuhan luka. Selain itu untuk membantu kekuatan plasenta, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan stress, serta membantu penyerapan zat besi. Vitamin ini dibutuhkan setiap hari dan hanya sedikit disimpan dalam tubuh. Sumber vitamin C adalah buah dan sayuran segar antara lain jeruk, kiwi, papaya, bayam, kol, brokoli, dan tomat.

b).Thiamin
Menggunakan status pengukuran thiamin, maternal dapat diketahui kebutuhan thiamin selama kehamilan, yaitu dengan cara memasukkan ekskresi thiamin urin dan aktifitas dari enzim thiamin dependent seperti transkolasi sel merah yang akhirnya dapat digunakan sebagai indikasi adanya peningkatan thiamin selama kehamilan. Dari pengukuran tersebut didapatkan hasil yaitu peningkatan kadar thiamin dalam tubuh sehingga diperlukan adanya thiamin tambahan yaitu sebanyak 0,4 mg/hari. Thiamin selama kehamilan yaitu sebanyak 25%.

c).Niasin dan Riboflavin
Niasin yang diperlukan selama kehamilan yaitu 2 mg/hari dan 0,3 mg/hari dari riboflavin. Riboflavin mengalami peningkatan sebanyak 15% dan niasin 30%.

d).Vitamin B6
Vitamin B6 penting untuk mendukung asam amino. Pada masa kehamilan diperlukan intake protein yang lebih tinggi karena adanya proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga diperlukan adanya vitamin B6 yang besar untuk melakukan metabolism dengan peningkatan 100%. Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu mengatasi mual dan muntahnya.

e).Asam folat
Asam folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal pencegahan terjadinya defek tubaneural seperti spina bifida dan anensefali yang sangat berbahaya bagi perkembangan selanjutnya. Dari hasil survey mengatakan bahwa kebanyakan wanita menbgkonsumsi folat lebih sedikit dari kebutuhan yaitu 0,2 mg perhari dengan peningkatan 33%. RDA folat untuk wanita hamil yaitu 400 mg/hari yaitu dimana terjadi peningkatan sebanyak 10% dari sebelumnya. Makanan yang kaya akan asam folat dapat dijumpai pada sayuran hijau, jus, jeruk, asparagus, dan brokoli.

Asam folat merupakan kelompok vitamin B paling utama selama masa kehamilan karena dapat mencegah cacat tabung syaraf (neural tube defects) seperti Spina Bifida. Ibu hamil harus meningkatkan asupan folat hingga 0,5-0,5 mg perhari, mengkonsumsi folat sebelum dan pada awal kehamilan dapat mencegah dari 10 kasus cacat tabung syaraf. Asam folat penting untuk perkembangan tulang, jaringan tisu dan darah, karena ketiadaan amino cuka mencegah bayi mengalami kelainan. Sumber vitamin B adalah hasil ternak dan hasil olahannya, seperti daging, hati, telur, keju, susu, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran.

g.Mineral 
1).Kalsium
Konsentrasi kalsium serum pada janin lebih besar daripada ibu. Pada usia kehamilan 20 minggu laju penyaluran kalsium dari ibu ke fetus mencapai 50 mg/hari dan mencapai puncaknya apabila mendekati kelahiran yaitu 330 mg/hari. Kalsium dasarnya setengah dari kalsium darah bersama dengan albumin dan albumin konsentrasinya turun selama kehamilan. Akibatnya total kalsium plasenta meningkat 5% pada minggu ke 34 usia gestasi. RDA untuk kalsium selama kehamilan adalah 1200 mg. Kebutuhan kalsium meningkat dari 800 mg menjadi 1200/1500 mg perhari.
Kalsium mengandung mineral yang penting untuk pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki serta punggung. Membantu efek ketenangan diri saat bekerja. Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu. Ibu hamil membutuhkan kalsium 2 (dua) kali lipat sebelum hamil yaitu sekitar 900 mg. sumber kalsium adalah susu dan produk susu lainnya, seperti keju, yoghurt, teri, udang kecil, dan kacang-kacangan.

2).Magnesium
Janin memerlukan 1 gr magnesium. Konsentrasi magnesium meningkat selama kehamilan dengan RDA 320 mg dan 50% dari magnesium diserap oleh ibu. Magnesium dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak.

3).Phosphor
RDAnya sama dengan wanita tidak hamil yaitu 1250 mg/hari untuk wanita yang hamil dibawah 19 tahun, dan 700 mg/hari untuk wanita hamil yang lebih dari 19 tahun.

4).Seng
RDA wanita hamil mencapai 15 mg/hari ini menunjukkan terdapat peningkatan 3 mg lebih tinggi dari wanita yang tidak hamil. Selama kehamilan dan menyusui, kebutuhan seng meningkat 50%. Seng juga diperlukan untuk mengembangkan jaringan tisu, terutama otak dan jenis kelamin.

5).Sodium
Selama kehamilan naik 5000-10000 Meq/hari sehubungan dengan peningkatan darah maternal.



Tabel 2.1        Perbedaan Kebutuhan Gizi antara Ibu Hamil dan Tidak Hamil

Zat Gizi
Kebutuhan Wanita Dewasa
Kebutuhan Wanita Hamil
Sumber Makanan
Energi (kalori)
2500
+ 300
Padi-padian, jagung, umbi-umbian, mie, roti
Protein (gram)
40
+ 10
Daging, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu, tempe
Kalsium (mg)
0,5
+ 0,6
Susu, ikan teri, kacang-kacangan, sayuran hijau
Zat besi (mg)
28
+ 2
Daging, hati, sayuran hijau.
Vit. A (SI)
3500
+ 500
Hati, kuning telur, sayur dan buah berwarna hijau dan kuning kemerahan
Vit. B1 (mg)
0,8
+ 0,2
Biji-bijian, padi-padian, kacang-kacangan, daging
Vit. B2 (mg)
1,3
+ 0,2
Hati, telur, sayur, kacang-kacangan
Vit. B6 (mg)
12,4
+ 2
Hati, daging, ikan, biji-bijian, kacang-kacangan
Vit. C (mg)
20
+20
Buah dan sayur
Sumber: Proverawati, 2010

h.Elemen sisa
Iodine pada wanita hamil terjadi peningkatan kebutuhan sebanyak 25 mg dengan RDA sebanyak 175 mg/hari. Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk semua wanita selama trimester kedua dan ketiga. Zat besi lebih baik dikonsumsi diantara waktu makan atau pada jam tidur saat lambung kosong sehingga dapat mengabsorbsi secara maksimal. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan metabolism energi, disamping untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil. Kebutuhan zat besi ibu naik dari 18 miligran (mg) menjadi 30-60 mg perhari. Zat besi penting untuk membuat hemoglobin dan protein di dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh lain, membantu mencegah anemia dan perdarahan saat melahirkan, serta mencegah cacat janin. Zat gizi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah, sehingga bisa menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ibu hamil. Selain itu jika asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik maka janin akan menggunakan untuk kebutuhan tumbuh kembangnya.

Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil dan tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Untuk memenuhi kekurangan tersebut ibu hamil harus memenuhi kekurangan tersebut ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya yaitu sekitar 45-50 mg/hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti dan sereal. Besi nonhemoglobin harus dikonsumsi bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapan. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yang rata-rata mendekati 800 mg. kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta, serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin, dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk ibu hamil (Proverawati, 2010).

  1. Prinsip Diet untuk Ibu dengan Anemia
Diet yang dianjurkan adalah diet yang mengandung besi sebagai hemoglobin dan mioglobin, banyak ditemukan dalam daging, unggas, dan ikan, ataupun diet yang mengandung besi nonheme, garam besi ferro atau ferri, seperti yang ditemukan dalam sumber-sumber non hewani seperti makanan nabati, suplemen, dan fortikan. Diet yang mengandung pemacu penyerapan zat besi seprti asam askorbat, dan hindari diet yang mengandung penghambatpenyerapan zat besi seperti phitat, polyphenol. Selin itu juga harus kaya dengan protein yang cukup (bahan pangan hewani, daging, ikan, telur, kacang-kacangan) dan sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin (Proverawati, 2010).

  1. Prinsip Gizi Ibu Hamil dan Janin
Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu. Pada waktu terjadi kehamilan akan terjadi banyak perubahan baik perubahan fisik, sosial maupun mental. Walaupun demikian calon ibu harus tetap berada di dalam keadaan sehat optimal karena disini seorang ibu tidak hidup dengan sendirinya tetapi dia hidup bersama dengan janin yang dikandung. Oleh karena itu para calon ibu harus memiliki gizi yang cukup sebelum hamil dan lebih lagi ketika hamil. Ibu yang hamil harus memiliki gizi yang cukup karena gizi yang didapat akan digunakan untuk dirinya sendiri dan juga janinnya. Seorang ibu yang tidak memiliki ataupun kekurangan gizi selama kehamilan maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Apabila hal ini berlangsung terus menerus dan tidak segera diatasi maka bayi akan lahir dengan berat badan rendah (dibawah 2500 g), sedangkan untuk ibu yang kekurangan gizi, maka selama menyusui ASI yang dihasilkan juga sedikit (Proverawati, 2010).

  1. Menu Berimbang untuk Wanita Hamil dan Janin
Menurut Saptawati Bardoson, tidak banyak perbedaan menu berimbang sebelum dan setelah hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam pengaturan menu makanan selama hamil. Bahan makanan yang dianjurkan dalam sehari (Proverawati, 2010).

Tabel 2.2 Contoh Menu Makanan dalam Sehari bagi Ibu Hamil

Bahan makanan
Porsi Hidangan Sehari
Jenis Hidangan
Nasi
5 + 1 porsi
Makan pagi           : nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/      daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkuk, dan buah 1 potong sedang.
Makanan selingan : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang.
Makan siang         : nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi.
Selingan               : susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang.
Makan malam       : nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi/siang.
Selingan           :           susu 1 gelas
Sayuran
3 mangkuk
Buah
4 potong
Tempe
3 potong
Daging
3 potong
Susu
2 gelas
Minyak
5 sendok teh
Gula
2 sendok makan
Sumber: Proverawati, 2010

  1. Menu Beragam untuk Wanita Hamil dan Janin
Menu makanan beragam tersebut dengan bahan makanan penukarnya (Proverawati, 2010) sebagai berikut:
1)    Porsi nasi (100 gram) dapat ditukar dengan roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50 gram), mie basah 2 gelas (200 gram), jagung biji 1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135 gram).
2)    1 potong sedang ikan (40 gram) dapat ditukar dengan 1 porsi kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55 gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan lainnya.
3)    1 mangkuk (100 gram) sayuran diantaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.
4)    1 potong buah, seperti 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), ¼ buah nanas sedang (95 gram), ¾ buah mangga besar (125 gram), 9 duku sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nagka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
5)    2 potong sedang tempe (50 gram) dapat ditukar dengan; tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5 sendok makan susu skim (20 gram), dan lainnya.
6)    1 gelas susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan 4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yoghurt nonfat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan lainnya.
7)    Minyak kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan avokat ½ buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.
8)    Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan 1 sendok makan madu (15 gram).

Tabel 2.3 Kelompok Bahan Makanan Ibu Hamil

No
Kelompok Bahan Makanan
Porsi
1
Roti, serealia, nasi dan mie
6 piring/porsi
2
Sayuran
3 mangkuk
3
Buah
4 potong
4
Susu, yoghurt, dan atau keju
2 gelas
5
Daging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan
3 potong
6
Lemak, minyak
6 sendok teh
7
Gula
2 sendok makan
Sumber: Proverawati, 2010

  1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil
1)   Umur: Lebih muda umur ibu hamil, maka energi yang dibutuhkan lebih banyak.
2)   Berat Badan: Merupakan faktor menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil.
3)   Suhu Lingkungan: Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat Celcius yang digunakan untuk metabolisme optimum.
4)   Aktivitas: Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
5)   Status Kesehatan: Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus diperhatikan.
6)   Pengetahuan Zat Gizi dalam Makanan: Tubuh ibu akan menjadi lebih efisien dalam menyerap zat gizi dari makanan sehari-hari.
7)   Status Ekonomi: Status ekonomi maupun sosial mempengaruhi terhadap pemilihan makanan. (Proverawati, 2010)

DAFTAR PUSTAKA

  1. Baliwati, A. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Liberty:Jogjakarta.
  2. http://bankdata.depkes.go.id._profil_kesehatan_indonesia, 2009 (Diakses pada 15 Mei 2012)
  3. Imelda. 2009. Perawatan Kehamilan dan Bayi. Pustaka Pelajar: Jakarta
  4. Mansjoer, A. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. EGC: Jakarta.
  5. Muliarini, P. 2010. Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan. EGC: Jakarta.
  6. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
  7. Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
  8. Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. FKUI : Jakarta
  9. Profil Dinas Kesehatan Jombang, 2011
  10. Proverawati, A. 2010. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Medical Book: Jogjakarta:
  11. Puskesmas Mojoagung. 2011
  12. Ridwan. 2009. Http://stetoskopmerah.blogspot.com/2009/04/studi_kasus_ kontrol_faktor_biomedis_html (diaskes tanggal 20 Juni 2012)
  13. Rustam, M. 2005. .Sinopsis Obstetri. EGC: Jakarta.
  14. Saifudin, B. 2007. Ilmu Kebidanan. YBPP: Jakarta.
  15. Sediaoetamo, A. 2010. Pengantar Ilmu Gizi. Dian Rakyat:Bandung
  16. Syafiq, M. 2010. Gizi untuk Kesehatan Masyarakat. FKUI: Jakarta.
  17. Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu: Jogjakarta.
  18. Tarwoto. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Transinfo Medika: Jakarta.
  19. Varney, H. 2007. Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta.
  20. Ummi, H.  2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Salemba Medika: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar