PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Rabu, 24 April 2013

SEKILAS TENTANG PENYAKIT SIFILIS

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG PENYAKIT SIFILIS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang menyebar cukup mengkhawatirkan di Indonesia. Penyakit sifilis tidak bisa diabaikan, karena merupakan penyakit berat yang bila tidak terawat dapat menyerang hampir semua alat tubuh, sepertikerusakan sistem saraf, jantung, tulang, dan otak. Selain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat juga menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang bisa menyebabkan penyakit bawaan dan kematian. Bahkan pada sifilis stadium lanjut terdapat suatu lubang (gumma) yang bisa timbul di langit-langit mulut. Maka istilah untuk penyakit ini yaitu “raja singa” sangat tepat karena keganasannya.


1.2 Tujuan
           
Untuk mengetahui gejala-gejala dari penyakit sehingga masyarakat bisa mengantisipasi dalam kehidupan sehari-hari, selain itu makalah ini juga bisa menjadi bahan bacaan bagi akademik.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor Agent
Faktor penyebab atau timbulnya penyakit disebabkan oleh spirochetha Treponema pallidium.

2.2 Faktor Host
·         Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap penyakit sifilis, jika    tidak (pernah) melakukan hubungan seksual aktif dengan penderita sifilis maka dia tidak akan punya resiko terkena penyakit ini.
·         Ibu menderita sifilis saat sedang mengandung kepada janinnya lewat transplasental
·         Lewat transfusi darah dari darah penderita sifilis.
·         Sifilis tidak menular melalui peralatan makan, tempat dudukan toilet, knop pintu, kolam renang, dan tukar-menukar pakaian.

2.3 Faktor Environment
Faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut adalah karena adanya tempat lokalisasi yang telah ada pada tiap kota sehingga banyak sekali wanita maupun pria terjangkit penyakit menular seksual karena seringnya berganti-ganti pasangan. Selain itu faktor lainnya adalah kurangnya kebersihan diri pada saat pasangan melakukan hubungan seksual.

2.4 Port of Entry and Exit
Untuk mencegah supaya agar tidak tertular penyakit sifilis yaitu dengan cara menutup pintu masuk dan keluar menggunakan alat pelindung seperti kondom pada saat mau melakukan hubungan seksual.

2.5 Transmisi
Melalui kontak langsung antara orang yang menderita penyakit sifilis.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pencegahan
·         Tidak berganti-ganti pasangan
·         Berhubungan seksual yang aman: selektif memilih pasangan dan mempraktikkan protective sex.
·         Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah yang sudah terinfeksi.

3.2 PEMBERANTASAN
Pemberantasan penyakit ini dengan cara menutup tempat lokalisasi yang ada agar tingkat penularannya semakin berkurang. Selain itu dilakukan perawatan pada penderita dengan memberikan obat anti biotik seperti penicilin untuk mencegah terjadinya infeksi yang berlanjut.
      
3.3 PENGOBATAN / PENATALAKSANAAN
Medis:
Pengobatan dimulai sedini mungkin, makin dini hasilnya makin baik. Pada sifilis laten terapi bermaksud mencegah proses lebih lanjut.
Selama belum sembuh penderita dilarang bersanggama
Pengobatannya menggunakan penisilin dan antibiotik lain.
a. Penisilin:
Untuk klien yang mengalami sifilis awal- primer, sekunder atau laten lamanya kurang 1 tahun, obati sbb:
(1). Pastikan klien pernah tercatat nonreaktif RPR atau VDRL dalam tahun-tahun        terakhir. Bila tidak, obati klien seperti pengidap sifilis, selama lebih 1 tahun.
(2). Berikan 2,4 MU penisilin G benzaten per IM dalam dosis tunggal sesuai pengobatan standar.

Untuk sifilis yg berlangsung lebih dr 1 tahun , berikan 2,4 MU penisilin G benzaten, IM, dlm 3 dosis , berikan dg interval 1 minggu.

b. Antibiotik yang lain:untuk klien yg alergi penisilin.
Tetrasiklin 4x 500 mg/ hari
Eritromisin 4 x 500 mg
Doksisiklin 2x100mg / hari
Lama pengobatan 15 hari bagi S I dan S II, 30 hari bagi Stadium laten.

Tindak Lanjut:
Lakukan evaluasi TSS VDRL 1 bulan sesudah pengobatan selesai, jika:
Titer turun   : tidak diberikan pengobatan lagi
Titer naik     : pengobatan ulang
Titer menetap: tunggu 1 bulan lagi

Satu bulan sesudahnya:
Titer turun   : tidak diberikan pengobatan
Titer naik atau tetap : pengobatan ulang
           
Kriteria sembuh jika:
lesi telah menghilang
kelenjar getah bening tidak teraba,VDRL Negatif

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, sangat kronis dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Contohnya Gumma ,gigi hutchinson dan snuffle nose merupakan salah satu dari manifestasi kelainan pada gigi dan mulut yang disebabkan oleh penyakit sifilis.T.pallidum. Penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan. Jadi Anda tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan pintu atau tempat duduk WC.

             
4.2 SARAN
Berdasarkan pemaparan diatas tentang SIFILIS, maka penulis ingin memberikan saran berupa masukan-masukan kepada seluruh mahasiswa STIKES ICME JOMBANG serta masyarakat luas umumnya agar dapat lebih memahami mengenai pentingnya menjaga kesehatandan kebersihan mulai dari hal-hal yang kecil, awalilah dari diri sendiri dan lakukanlah sejak saatini.

           
DAFTAR PUSTAKA

1.    Djuanda adhi,dkk.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. edisi IV. Jakarta : 2005
2.    A.Price Silvia dan m.Wilson Lorraine, 2006.Patofisiologi.edisi 6.EGC: Jakarta
3.    Mansjoer arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edsi III. Media Aesculapius Fakultas Kedoketran Universitas Indonesia : Jakarta
4.    Rani A azis,dkk, 2005. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FakultasKedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
5.    Sudoyo Aru W, 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
6.    http://www.google.com http://www.medicastore.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar