PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Jumat, 03 Mei 2013

SEKILAS TENTANG HIV/AIDS

Dr. Suparyanto, M.Kes


SEKILAS TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
AIDS adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai Case Fatality Rate 100% dalam lima tahun, artinya dalam waktu lima tahun setelah diagnosis AIDS ditegakkan, semua penderita akan meninggal. Pertama kali ditemukan pada tahun 1981 di Amerika Serikat dilaporkan bahwa penyakit infeksi ini  diduga kuat terjadi melalui hubungan seksual. “Pada tahun 1982-1983 mulai diketahui adanya transmisi di luar jalur hubungan seksual, yaitu melalui transfusi darah, pengguna jarum suntik secara bersama oleh para pengguna narkotika suntik”.

Adanya perilaku menyimpang masyarakat mulai dari pekerja seks komersial, homoseks, dan penggunaan narkoba suntik yang saling bergantian sangat memengaruhi meningkatnya penyebaran HIV/AIDS di Indonesia. Adanya pola transmisi yang berkembang selain hanya transmisi seksual, transmisi nonseksual melalui mekanisme transmisi parenteral dan transmisi transplasental (dari ibu kepada janinnya) menjadi ancaman baru yang melahirkan korban yang tidak berdosa. Pola pemberantasan HIV/AIDS di Indonesia harus dilakukan secara nasional melalui kebijakan khusus pemerintah dan dukungan pembiayaan yang cukup besar. Diharapkan hal itu mampu menyelamatkan SDM berusia produktif yang berpotensi bagi pembangunan dari mewabahnya HIV/AIDS di lingkungan masyarakat.

Keberadaan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan the acquired immuno deficiency syndrome (AIDS) telah menarik perhatian dunia terhadap penanggulangan dan pemberantasan IMS. Terdapat kaitan erat antara penyebaran IMS dengan penularan HIV, baik IMS yang ulseratif maupun yang nonulseratif, telah terbukti meningkatkan resiko penyebaran HIV melalui hubungan seks. Meningkatnya infeksi HIV menyebabkan semakin rumitnya penatalaksanaan dan penanggulangan beberapa IMS lainnya. Selain itu, peningkatan resistensi antimikroba terhadap beberapa kuman penyebab infeksi menular seksual telah menyebabkan beberapa rejimen pengobatan menjadi tidak efektif”

1.2 Tujuan
1)    Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.
2)    Agar mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi HIV/AIDS.
3)    Agar mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS.
4)    Agar mengetahui cara pemberantasan HIV/AIDS.
5)    Agar mengetahui cara pengobatan / penatalaksanaan HIV / AIDS.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.

Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.

Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.

Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuk setiap aspek siklus hidup virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein HIV-1,Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx pada HIV-2. Vpx meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2, yang pertama kali diketahui dalam serum dari para perempuan Afrika Barat (warga Senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit klinis tampaknya kurang patogenik dibandingkan dengan HIV-1 (Marlink, 1994).

2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi HIV/AIDS
2.2.1 Faktor Agent
Human Immunodeficiency Virus (HIV)

2.2.2 Faktor Host
1)    Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
2)    Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3)    Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4)    Bayi yang ibunya positif HIV

2.2.3 Faktor Environment
1)    Lingkungan lokalisasi
2)    Daerah Prostitusi
3)    Daerah Metropolitan

2.2.4 Port of Entry and Exit
Port of Entry :
1)    Alat Kelamin
2)    Kulit
3)    Anal
4)    Membrane Mukosa
5)    Darah

Port of Exit :
1)    Alat kelamin
2)    Kulit
3)    Anal
4)    Membrane Mukosa
5)    Darah

2.2.5 Transmisi
1)    Darah
2)    ASI
3)    Cairan vagina
4)    Air mani
5)    Alat ( Jarum suntik )

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Cara Pencegahan HIV/AIDS
1)    Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
2)    Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
3)    Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
4)    Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
5)    Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

3.2 Cara Pemberantasan HIV/AIDS
Langkah – langkah memerangi HIV/AIDS antara lain :
1)    Bertindak menghindari penularan pada diri sendiri
2)    Mempelajari fakta yang benar tentang HIV/AIDS, karena banyak beredar anggapan dan pemikiran yang keliru tentang hal tersebut.
3)    Menghindari diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS, memperlakukan mereka secara manusiawi.
4)    Mengadakan tindakan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap HIV/AIDS pada lingkungan Anda dan mencegah ketakutan yang tidak beralasan terhadap pengidap penyakit ini.

3.3 Cara Pengobatan / Penatalaksanaan Penyakit AIDS
Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka pengendaliannya yaitu

Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.

Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3

Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
1)    Didanosine
2)    Ribavirin
3)    Diedoxycytidine
4)    Recombinant CD 4 dapat larut

Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.

Kendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.
Kita semua diharapkan untuk tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas..

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah :
1)    HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
2)    Pencegahan dan pemberantasan HIV/AIDS harus digalakkan untuk menurunkan angka penderita HIV/AIDS tersebut.
3)    Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja.

4.2 Saran
Kepada pembaca janganlah mendekat pada free sex, narkoba, dan hal – hal negatif lainnya agar kita tidak terjangkit virus tersebut, biasanya orang yang terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko tinggi (heteroseksual) yang berganti -  ganti pasangan, terutama kepada kaum perempuan yang suka berganti -  ganti pasangan.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar