PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Rabu, 12 Juni 2013

SIKILAS TENTANG ANTE NATAL CARE (ANC) TERPADU IBU HAMIL

Dr. Suparyanto, M.Kes


SIKILAS TENTANG ANTE NATAL CARE (ANC) TERPADU IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Angka kematian ibu atau AKI di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari 307/100.000 kelahiran hidup (KH), pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras mencapai target RPJMN. 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014 dan tujuan pembangunan MDG’s yaitu AKI 102/100.000 KH pada tahun 2015.

Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah factor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, preeklamsi-eklampsi, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah factor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti “EMPAT TERLALU( terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2002 sebanyak 22.5%, maupun yang mempersulit proses penanganan  kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti “TIGA TERLAMBAT”,(mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). Factor berpengaruh lainnya adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV AIDS, tuberculosis, sifilis. Penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes mellitus, gangguan jiwa, maupun yang mengalami kekurangan gizi.

Kekurangan gizi pada ibu hamil juga masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian khusus.kurang asupan zat Besi pada perempuan, khususnya ibu hamil dapat menyebabkan anemia yang akan menambah resiko perdarahan dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. selain penanganan masalah kehamilan dan komplikasi yang menyertainya, perlu diupayakan peningkatan kualitas bayi yang akan dilahirkan, melalui kegiatan brain booster meliputi stimulasi otak, janin, dan asupan gizi seimbang pada ibu hamil.

Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadapa pelayanan antenatal adalah cakupan K1-kontak pertama dan K4-kontak 4 kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar. Secara nasional angka Ckupan pelayanan antenatal saat ini sudah tinggi, K1 mencapai 94,24% dan K4 84,36 % (data kementrian kesehatan, 2009). Walaupun demikian, masih terdapat disparitas antar propinsi dan antar kabupaten atau kota yang variasinya cukup besar.

1.2       Tujuan
1.2.1   Tujuan Umum :
Untuk mengetahui  tentang kehamilan, dan tanda gejala kehamilan serta pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh ibu hamil.

1.2.2   Tujuan Khusus :
  1.  Untuk mengetahui definisi hamil
  2.  Untuk mengetahui apa itu antenatal care terpadu dan tujuannya
  3.  Untuk mengetahui frekuensi dan jenis pemeriksaan antenatal care terpadu
  4.  Untuk mengetahui cirri-ciri kehamilan dengan resiko tinggi
  5. Untuk mengetahui tanda dan gejala tanda kehamilan 
  6.  Untuk mengetahui menu makanan ibu hamil yang sehat
  7.  Untuk mengetahui pentingnya senam hamil
  8. Untuk mengatahui kelas hamil
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Konsep Dasar Kehamilan
Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin dengan lama kehamilan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono Prawirohardjo, 2006; 89)

2.2       Konsep Dasar Antenatal Care Terpadu

2.2.1   Pengertian
Adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.

2.2.2   Tujuan Antenatal Care
1.         Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
 2.         Tujuan Khusus
  1. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
  2. Menghilang “missed oppprtunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan antenatal terpadu,komprehensif, dan berkualitas.
  3.  Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
  4.  Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin.
  5. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang ada.                                             

2.2.3   Jadwal Antenatal Care
  • Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak menstruasi.
  •  Pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
a.         Kunjungan I (16 minggu)
  • Penapisan dan pengobatan anemia.
  •  Perencanaan persalinan.
  • Pengenalan komplikasi akibat-akibat kehamilan dan pengobatannya.
b.         Kunjungan II (24 – 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu)
  •  Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
  •  Penapisan pre-eklamsia, gemelli, infeksi, alat reproduksi saluran pencernaan MAP.
  •  Mengulang perencanaan persalinan.
c.         Kunjungan IV 36 minggu sampai lahir
  • Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III.
  •  Mengenalinya ada kelainan letak dan presentasi.
  • Memantapkan rencana persalinan.
  •  Mengenali tanda-tanda persalinan. (Sarwono, 2006; 98)

3.         Pemeriksaan khusus. Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu .Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga (Sarwono, 2006:90).

Pelayanan atau asuhan standart minimal termasuk 10 T (Kemenkes, 2010) :
  1. Timbang berat badan
  2.  Ukur lingkar lengan atas (LILA)
  3.  Ukur tekanan darah
  4.  Ukur TFU
  5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
  6. Tentukan presentasi janin
  7. Beri imunisasi TT
  8.  Beri tablet tambah darah ( tablet Fe)
  9.  Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
1)    Pemeriksaan golongan darah
2)    Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
3)    Pemeriksaan protein dalam urine
4)    Pemeriksaan kadar gula darah
5)    Pemeriksaan darah malaria
6)    Pemeriksaan tes sifilis
7)    Pemeriksaan HIV
8)    Pemeriksaan BTA

j.          Tatalaksana atau penanganan kasus 
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standart dan kewenangan tenaga kesehatan.kasus- kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan. (Kemenkes, 2010)

2.3       Ciri-Ciri Kehamilan Resiko Tinggi (Depkes, 2009)
  1.  Terlalu muda, hamil pertama usia < 16 tahun
  2. Terlalu tua, hamil pertama usia > 35 tahun
  3. Terlalu lambat hamil yang pertama, kawin 4 tahun baru mempunyai anak
  4. Terlalu lama hamil lagi (> 10 tahun)
  5. Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun)
  6.  Terlalu banyak anak , 4/ lebih
  7. Terlalu tua umur > 35 tahun
  8.   Terlalu pendek < 145 cm
  9. Pernah gagal kehamilan
  10. Pernah melahirkan dengan : a.Tarikan tang/ vakum, b.Uri dirogoh, c.Diberi infus/transfusi
  11.  Pernah operasi sesar
  12. Penyakit pada ibu hamil : a.Anemia, b.TBC paru, c.Malaria, d.Payah jantung, e.Diabetes mellitus, f.Penyakit menular seksual
  13. Bengkak pada muka, tungkai dan tekanan darah tinggi
  14. Hamil kembar dua atau lebih
  15. Hamil kembar air (hidramnion)
  16. Bayi mati dalam kandungan
  17. Kehamilan lebih bulan
  18. Letak sungsang
  19.  Letak lintang
  20.  Pendarahan dalam kehamilan ini
  21. Preeklamsi berat/ kejang2.

2.4       Tanda bahaya pada kehamilan
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.

Tanda Bahaya Kehamilan meliputi:
1.Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.

Macam–macam perdarahan pervaginam
a. Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai.

Macam–macam abortus
  1.  Abortus spontan
  2. Abortus provokatus
  3. Abortus medisinalis
  4.  Abortus kriminalis
  5.  Abortus inkompletus
  6.  Abortus insipiens
  7.  Abortus imminens
  8.  Missed abortion

b. Mola Hidatidosa
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri.(Sarwono, 2007 : 142)

2. Mual Muntah Berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Mual muntah dapat diatasi dengan:
  1.  Makan sedikit tapi sering
  2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
  3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
  4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
  5.  Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan lain.
  6. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
  7.  Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
  8.  Istirahat cukup

Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.

3. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.

4.Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).

5.Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.

6. Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.

7. Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98)

8. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.

9.Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia

10. Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.

2.5       Menu Ibu Hamil
Dianjurkan makan makanan yang bergizi seimbang. Sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya, kenaikan berat badan rata-rata antara 6,5 – 16 kg, kenaikan berat badan yang berlebihan atau bila berat badan ibu turun ± 5 kg kehamilan TM III, haruslah menjadi perharian.
Tabel kebutuhan makanan sehari-hari ibu hamil

Bahan
Ibu Hamil
Gram
Gram
Beras
400
2 gelas
Daging
75
3x kotak korek api tebal
Tempe
100
4x kotak korek api tebal
Sayur
300
Pada 3 gelas/daun 6 gelas
Buah (pepaya)
200
8x kotak korek api tebal
Susu
100
½ gelas

Tabel Kebutuhan zat Gizi

Jenis Zat Gizi
Kegunaan
Sumber
Protein
-   Membangun sel-sel tubuh janin
-   Pertumbuhan rahim dan payudara
-   Pertumbuhan jumlah cairan darah dan ketuban ibu
Daging, telur, tahu, tempe dll.
Kalsium
-   Pembentukan tulang dan gigi janin.
-   Berperan dalam kontraksi otot dan pembukaan darah
Susu dan produk susu (yogurt, keju, dll)
Besi
-   Membentuk hemoglobn (zat merah darah) yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Daging merah, kacang-kacangan, kerang
Asam folat
-   Mencegah cacat bawaan pada janin berupa kelainan saraf yang direbut defek tabung neurol
Daging, sayuran dan buah-buahan kacang-kacangan
Vitamin D
-   Membantu absorbsi kalsium dan fosfor
-   Pertumbuhan dan menjaga kesehatan tulang
Kuning telur, susu dan produk susu, ikan dll

2.6       Senam Hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam menghadapi persalinan dengan tenang sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan mudah (normal).
Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur :
  1. Memperbaiki sirkulasi darah
  2. Mengurangi pembengkakan
  3. Memperbaiki keseimbangan otot
  4. Mengurangi resiko gangguan gastrointestinal
  5. Mengurangi kram/ kejang kaki
  6. Menguatkan otot perut
  7. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

Cara Latihan Senam Hamil
a.Latihan Pendahuluan
Tujuan latihan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui daya kontraksi otot-otot tubuh, luar gerakan persendian, dan mengurangi serta menghilangkan rasa nyeri dan kekakuan tubuh.

Latihan 1 
Sikap : Duduk tegak tersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki diluruskan dan dibuka, seluruh tubuh lemas dan rileks
Gerakkan kaki kiri jauh ke depan,kaki kanan jauh ke belakang, lalu sebaliknya gerakan kaki kanan jauh ke depan kaki kiri jauh ke belakang, lakukan masing-masing 8 kali.
  1. Gerakkan kaki kanan dan kiri sama-sama jauh ke depan dan ke belakang (fleksi plantar dan dorsal).
  2. Gerakkan kaki kanan dan kiri bersama-sama ke kanan dan ke kiri.
  3. Gerakan kaki kanan dan kiri bersama-sama dalam (endorotasi) sampai ujung jari menyentuh lantai, lalu gerakan kedua kaki ke arah luar (eksorotasi).
  4. Putarkan kedua kaki bersama-sama (sirkumduksi) ke kanan dan ke kiri masing-masing 4 kali.
  5. Angkat kedua lutut tanpa menggeser kedua tumit dan bokong, tekankan kedua tungkai kaki ke lantai sambil mengerutkan otot dubur, lalu tarik otot-otot perut sebelah atas simfisis ke dalam (kempiskan perut) kemudian relaks kembali. Lakukan sebanyak 8 kali.

Latihan 2
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
Letakkan tungkai kanan di atas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai kiri dengan kekuatan seluruh tungkai kanan sambil mengempeskan dinding perut bagian atas dan mengerutkan liang dubur selama beberapa saat, kemudian istirahat.
Ulangi gerakan ini dengan tungkai kiri di atas tungkai kanan. Lakukan gerakan-gerakan tersebut masing-masing 8 kali

Latihan 3
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus, rapat dan rileks.
  1. Angkat tungkai kanan ke atas, lalu letakkan kembali, angkat tungkai kiri ke atas, lalu letakkan kembali, lakukan hal ini berganti-ganti sebanyak 8 kali.
  2. Lakukan pula latihan seperti di atas dalam posisi berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus angkat kedua tungkai bersama-sama, kedua lutut jangan ditekuk, kemudian turunkan kembali perlahan-lahan. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.

Latihan 4
Sikap : duduk bersilah, badan tegak, kedua tangan di atas bahu, kedua lengan di samping badan.
  1. Tekan samping payudara dengan sisi lengan atas
  2. Lalu putarkan kedua tangan tersebut di depan, ke atas samping telinga
  3. Teruskan sampai ke belakang , dan akhirnya kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan-gerakan di atas sebanyak 8 kali.

Latihan 5
Sikap :  Berbaring telentang kedua lengan di samping badan dan kedua lutut ditekuk
Angkat panggul sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut dengan lantai yang ditahan oleh kedua kaki dan bahu. Turunkan pelan-pelan lakukan sebanyak 8 kali.

Latihan 6 
Sikap : Berbaringlah telentang, kedua tungkai lurus, kedua lengan berada di samping badan, keseluruhan badan relaks.
Panjangkan tungkai kanan dengan menarik tungkai kiri mendekati bahu kiri, kembali pada posisi semula. Ingat kedua lutut tidak boleh ditekuk (dibengkokkan). Keadaan dan gerakan serupa dilakukan sebaliknya untuk tungkai kiri. Setiap gerakan dilakukan masing-masing dua kali. Latihan ini diulangi sebanyak 8 kali.

Latihan 7
Panggul diputar ke kanan dan ke kiri masing-masing empat kali. Gerakan panggul ke kiri yang dilakukan sebagai berikut : tekankan pinggang ke lantai sambil mengempiskan perut dan mengerutkan otot dubur, gerakan panggul ke kanan, angkat pinggang, gerakan panggul ke kiri dan seterusnya. Cara-cara latihan pendahuluan di atas dilakukan beberapa hari sampai wanita hamil dapat menjalankan latihan-latihan inti.

b.Latihan Inti
Klasifikasi dan tujuan dari latihan ini adalah :

Latihan pembentukan sikap tubuh
Untuk mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil, karena sikap tubuh yang baik menyebabkan tulang panggul naik sehingga, janin berada dalam kedudukan normal. Sedangkan sikap tubuh yang tidak baik akan menyebabkan tulang panggul turun, sehingga kedudukan janin kurang baik .

Latihan kontraksi dan relaksasi
Untuk memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada waktu yang diperlukan.

Latihan pernafasan
Untuk melatih berbagai teknik pernafasan supaya dapat dipergunakan pada waktunya sesuai kebutuhan.

Syarat guna mendapatkan pernafasan yang sempurna adalah relaksasi seluruh tubuh, berkonsentrasi dan untuk melemaskan otot-otot dinding perut dan pernafasan maka kedua lutut harus ditekuk.

Selama kehamilan bentuk-bentuk latihan ini dilakukan secara terpadu dan cara latihannya dibagi menurut umur kehamilan, yaitu latihan pada kehamilan minggu ke22-25, 26-30, 31-34 dan minggu ke-35 ke atas. ``

Minggu ke-31-34

Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap : Berdiri tegak, kedua lengan di samping, kedua kaki selebar bahu dan berdiri relaks
Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan, badan tetap lurus (Gambar 24-15), lalu tegak berdiri perlahan-lahan.
Pada mula berlatih, supaya jangan jatuh kedua tangan boleh berpegangan pada misalnya sandaran kursi. Lakukan sebanyak 8 kali.

Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap : Tidur telentang, kedua lengan disamping badan kedua kaki ditekuk dan lemaskan badan.
Lakukan pernafasan diafragma dan pernafasan dada yang dalam seperti telah dibicarakan.

Latihan pernafasan
Pernafasan seperti telah diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28 per-menit dan lebih cepat.
Gunanya untuk menghilangkan rasa nyeri

Minggu ke-35 sampai akan Partus

Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap : berbaring telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan relaks.
Angkat badan dan bahu. Letakkan dagu di atas dada melihatlah ke arah vulva. Kegiatan ini pertahankan beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula dan santailah. Latihan ini diulang 8 kali dengan interval 2 menit.

Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap : tidur telentang, kedua lengan, di samping badan, kedua kaki lurus, lemeskan seluruh tubuh, lakukan pernafasan secara teratur dan berirama.
Tegangkan seluruh otot tubuh dengan cara : katupkan rahang kerutkan dahi, tegangkan otot-otot leher, kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu, tegangkan otot-otot perut, kerutkan dubur, tegangkan kedua tungkai kaki dan tahan nafas. Setelah beberapa saat, kembali ke sikap semula dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan kegiatan ini 9 kali.

Latihan pernafasan
Sikap :  Tidur telentang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan (posisi litotomi) dan relaks
Buka mulut sedikit dan bernafaslah sedalam-dalamnya, lalu tutup mulut. Latihan mengejan seperti buang air besar (defikasi) ke arah bawah dan depan. Setelah lelah mengejan, kembali ke posisi semula. Latihan ini diulang 4 kali dengan interval 2 menit.

c. Latihan Penenangan dan Relaksasi
Latihan penenangan
Tujuan: Latihan ini berguna untuk menghilangkan tekanan (stress) pada waktu melahirkan. Dengan latihan ini diharapkan ibu dapat menjadi tenang dan memperoleh relaksasi sempurna menghadapi persalinan.
Sikap : Berbaringlah miring ke arah punggung janin, misalnya ke kiri, maka lutut kanan ditetakkan di depan lutut kiri keduanya di tekuk. Tangan kanan ditekuk di depan badan, sedangkan tangan kiri di belakang badan.
Tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipicingkan, hilangkan semua suara yang mengganggu, atasi tekanan. Kerjakan latihan ini selama 5-10 menit.

Latihan relaksasi
Syarat :
(a)       Tutuplah mata dan tekukkan semua persendian.
(b)       Lemaskan seluruh otot-otot badan termasuk muka.
(c)        Pilihlah tempat yang tenang dan tutuplah mata dan telinga.
(d)       Pusatkan pikiran pada satu titik, misalnya pada irama pernafasan.
(e)       Pilihlah posisi relaksasi yang paling anda senangi.

Ada 4 posisi relaksasi, yaitu (a) posisi telentang kedua kaki lurus, (b) berbaring telentang, kedua lutut ditekuk, (c) berbaring miring, atau (d) posisi relaksasi sedang duduk, yaitu dengan duduk menghadapi sendaran kursi dalam posisi membungkuk, kedua kaki ke lantai, kedua tangan di atas sandaran kursi. Duduklah dengan tenang.
Pada ke-4 posisi di atas relaksasi dilakukan dengan jalan menutup/ memicingkan mata, melemaskan otot-otot seluruh tubuh, tenang dan bernafas dalam dan teratur. Gunanya untuk memberikan ketenangan dan mengurangi nyeri oleh his, karena itu dapat dilakukan pada kala pendahuluan dan kala pembukaan.

2.7       Kelas Ibu Hamil

Definisi Kelas Ibu Hamil
Kegiatan Kelas Ibu Hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) ( Depkes, 2009 : vii).

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).

Manfaat Kelas Ibu Hamil
  1. Supaya ibu mengerti tentang kelas ibu hamil
  2. Supaya ibu bisa mengaplikasikannya ke dalam kehidupannya sehari-hari
  3. Menambah wawasan keluarga tentang kelas ibu hamil

Pertemuan Kelas Ibu Hamil di lakukan selama 3 pertemuan
1.Pertemuan kelas ibu hamil pertama
1)    Informasi kelas ibu hamil
2)    Perubahan tubuh selama kehamilan
3)    Perawatan kehamilan

Tujuan
  1. Memahami apa yang disebut kelas ibu hamil
  2. Memahami bahwa kehadiran tepat waktu dan berpartisipasi aktif penting untuk keberhasilan kelas ibu hamil
  3. Memahami bahwa kelas ibu penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan dan perawatan anak
  4. Memahami bagaimana terjadiya kehamilan
  5. Memahami adanya perubahan tubuh ibu selama kehamilan
  6. Memahami bagaimana mengatasi berbagai keluhan saat hamil
  7. Memahami apa saja yang harus dilakukan oleh ibu selama kehamilan
  8. Memahami pentingnya makanan sehat dan pencegahan anemia saat kehamilan
  9. Memahami bahwa kesiapan psikologis diperlukan dalam menghadapi kehamilan
  10. Memahami bagaimana hubungan suami istri semasa kehamilan
  11. Mengetahui obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu semasa kehamilan
  12. Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan
  13. Memahami perlunya perencanaan persalinan sejak awal agar dapat memperlancar proses persalinan, hal ini adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker:
  • Tanggal taksiran persalinan 
  • Ibu dan suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal persalnan.
  • Tempat dan penolong persalinan
  • Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong bidan atau dokter
  •  (Rencanakan bersalin di Polindes, Puskesmas, Rumah bersalin, Rumah sakit, Rumah bidan atau dirumah).
  • Tabulin (biaya persalinan)
  • Suami / keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
  • Transportasi
  •  Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jiwa sewaktu-waktu ibu dan bayi perlu segera dirujuk ke rumah sakit.
  • Calon donor darah
  • Siapkan calon donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu.
  •  Menyiapkan kebutuhan persalinan

2.Pertemuan Kelas Ibu Hamil Yang Ke Dua
  1. Persalinan
  2. Perawatan nifas

Tujuan
  1. Mengetahui apa saja tanda-tanda bahwa pesalinan telah dimulai.
  2. Mengetahui apa yang di sebut dengan tanda-tanda bahaya pada persalinan.
  3. Memahami poses persalinan yang dapat dialami oleh ibu dan mengapa proses persalinan tersebut dipilih.
  4. Memahami apa yang harus dilakukan ibu agar dapat menyusui bayinya secara penuh.
  5. Memahami apa yang harus dilakukan ibu pada masa nifas agar dapat menjaga kesehatnnya.
  6. Mengetahui tanda-tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas.
  7. Memahami manfaat vitamin A dosis tinggi bagi ibu dan bayinya
  8. Memahami bahwa setelah bersalin ibu perlu ikut program KB
  9. Mengetahui dan memahami alat kontrasepsi dan cara kerjanya.

Waktu: 75 menit
Metode
  1. Curah pendapat
  2. Ceramah dan tanya jawab
  3. Diskusi
  4. Penugasan
  5. Partisipatif dan Praktek

Materi
  1. Tanda-tanda persalinan
  2. Tanda bahaya pada persalinan
  3. Proses persalinan
  4. Perawatan Nifas
  5. Upaya agar dapat menyusui secara penuh
  6. Tanda bahaya dan penyakit pada masa nifas
  7. KB Pasca Persalinan

Alat Bantu
Jika tersedia:
  1. Alat bantu sesuai materi (boneka bayi, KB kit dll).
  2. Tikar / matras , bantal untuk senam hamil.

Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil II
1.    Lakukan review materi dan hasil evaluasi pra-test dan pasca-test pertemuan pertama.
  1. Bagikan lembar quesioner kepada peserta untuk melakukan pra-test materi pertemuan kedua.
  2. Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada ibu yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara membacakan soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang diberikan ibu.
  3. Mengumpulkan hasil para-tes dan evaluasi untuk mengetahui pengetahuan awal peserta kelas ibu hamil untuk materi kedua.
  4. Setelah pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan materi-materi mengenai persalinan dan perawatan nifas.
  5. Meminta pendapat peserta kapan seorang ibu hmil tahu bahwa ia akan melahirkan? Mendiskusikan tanda-tanda yng dapt menjadi pertanda bahwa persalinan sudah dimulai.
  6. Menjelaskan bahwa peserta perlu mengetahui tanda-tanda bahwa persalinan sudah dimulai sesuai dengan ulasan materi 3.1
  7. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 8 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja tanda-tanda persalinan?
  8. Meminta pendapat peserta mengenai apa saja yang harus dilakukan ibu saat persalinan? Mendiskusikan, sesuai dengan pengalaman peserta sebelumnya.
  9. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 8 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja yang dilakukan ibu bersalin?
  10. Meminta pendapat peserta keadaan apa saja yang menjadi pertanda bahwa persalinan dalam bahaya? Mendiskusikan bersama peserta.
  11. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada persalinan sesuai dengan ulasan materi 3.2.
  12. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 9 dan minta salah satu peserta untuk membacakan: Apa saja tanda- tanda bahaya pada ibu bersalin?
  13. Meminta pendapat peserta mengenai proses persalinan yang mungin akan dialami oleh ibu. Mendiskusikan sesuai dengan apa yang pernah dialami oleh peserta selama ini. Apa peran suami dalam membantu pesalinan.
  14. Menjelaskan berbagai proses persalinan sesuai dengan ulasan materi 3.3
  15. Apakah yang dimaksud Inisiasi Menyusui Dini (IMD)? Buku KIA halaman. Menjelaskan sesuai dengan ulasan materi 3.4
  16. Meminta pendapat peserta mengenai hal-hal yang harus dilakukan ibu agar dapat menyusui bayinya secara eksklusif? Mendiskusikan bersama peserta.
  17. Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif ? uraikan sesuai dengan ulasan materi 4.1.
  18. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 9 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja yang dilakukan ibu nifas?
  19. Menjelaskan tanda-tanda posisi dan pelekatan menyusui yang baik dan benar.
  20. Meminta pendapat peserta mengenai bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas dan manfaat pemberian vitamin A pada ibu di masa nifas? mendiskusikan bersama peserta.
  21. Menjelaskan bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas dan manfaat pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu dan bayinya. Uraikan sesuai dengan ulasan materi 4.2.
  22. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 10 dan minta salah satu peserta untuk membacakan: Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
  23. Meminta pendapat peserta keadaan apa saja yang menjadi pertanda bahwa terdapat bahaya atau penyakit pada ibu nifas? Mendiskusikan sesuai dengan pengalaman peserta.
  24. Menjelaskan tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas sesuai dengan ulasan materi 4.3.
  25. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 10 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Apa saja tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas?
  26. Meminta pendapat peserta mengapa ibu perlu ikut KB dan mendiskusikan alat kontrasepsi yang dapat digunakan pada masa nifas.
  27. Menjelaskan manfaat Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi
  28. sesuai dengan ulasan materi 4.3.
  29. Meminta pendapat peserta untuk membuka Buku KIA halaman 11 dan minta salah satu peserta untuk membacakan : Mengapa setelah bersalin ibu perlu ikut KB dan apa saja alat kontrasepsi ? cara ber KB.
  30. Akhiri pertemuan II dengan pasca test kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apakah materi yang disampaikan sudah dipahami oleh peserta. Peragakan senam hamil II (Lembar Balik pilihan 2-5).
  31. (Depkes RI, 2009 : 27)

3.Pertemuan Kelas Ibu Hamil III
  1. Perawatan Bayi
  2. Mitos
  3. Penyakit Menular
  4. Akte kelahiran

Tujuan
1.    Mengetahui tanda-tanda bayi lahir sehat dan tanda bayi sakit berat.
2.    Memahami apa yang harus dilakukan pada bayi baru lahir.
3.    Memahami manfaat pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir.
  1. Memahami apa saja tanda bahaya bayi baru lahir.
  2. Memahami manfaat pengamatan perkembangan bayi/ anak.
  3. Memahami manfaat imunisasi dan mengetahui jadwal pemberian imunisasi yang benar.
  4. Memahami apa yang disebut dengan mitos dan bagaimana mengatasinya.
  5. Memahami apa yang disebut dengan IMS
  6. Memahami apa itu HIV dan AIDS dan tahu bagaimana menghindarinya.
  7. Memahami apa yang harus dilakukan jika ibu hamil terinfeksi HIV.
  8. Memahami apa yang disebut penyakit malaria dan tahu bagaimana menghindarinya.
  9. Memahami pentingnya untuk segera mengurus akte kelahiran bagi bayi yang baru lahir.

Waktu: 75 menit
Metode
  1. Curah pendapat
  2. Ceramah dan tanya jawab
  3. Diskusi
  4. Penugasan
  5. Partisipatif dan Praktek

Materi
  1. Perawatan bayi baru lahir
  2. Tanda bayi lahir sehat dn tanda bayi sakit berat
  3. Manfaat pemberian K1 injeksi pda bayi baru lahir
  4. Tanda bahaya bayi baru lahir
  5. Perkembangan bayi atau anak
  6. Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir
  7. Penggalian dan pelurusan mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
  8. IMS
  9. Informasi dasar Hiv dan AIDS
  10. Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil
  11. Pentingnya akte kelahiran

Alat bantu
Jika tersedia :
  1. Sesuai materi (metode kanguru dll)
  2. Tikar atau matras, bantal untuk senam hamil.

Langkah-langkah Materi Pertemuan Kelas Ibu Hamil III
1.    Melakukan review materi dan hasil evaluasi pra-test dan pasca test pertemuan kedua.
  1. Membagikan lembar quesioner kepada peserta untuk melakukan pra-test materi pertemuan ketiga
  2. Menjelaskan cara pengisian dan berikan bimbingan kepada ibu yang tidak dapat membaca dan menulis dengan cara membacakan soal dan pilihan jawaban, serta mencatat jawaban yang diberikan ibu.
  3. Mengumpulkan hasil pra-test dan evaluasi untuk mengetahui awal peserta kelas ibu hamil untuk materi pertemuan ketiga.
  4. Setelah pre-test, informasikan bahwa kita akan mulai mendiskusikan materi-materi mengenai perawatan bayi, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
  5. Meminta pendapat peserta apa tanda-tanda bayi yang lahir sehat? Mendiskusikan mengapa bayi perlu menangis saat baru dilahirkan.
  6. Menjelaskan apa yang merupakan tanda bayi yang lahir sehat dan manfaat pernafasan pertama bayi sesuai dengan ulasan materi 5.1
  7. Minta peserta untuk membuka buku KIA halaman 20 dan minta salah satu peserta untuk membacakannya: Apa saja tanda-tanda bayi lahir sehat?
  8. Minta pendapat peserta apa yang harus dilakukan pada bayi baru lahir? Mendiskusikan bersama peserta.
  9. Menjelaskan apa saja yng harus diperhatikan untuk merawat bayi baru lahir. Menguraikan sesuai dengan ulasan materi 5.1
  10. Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 20-22 dan minta salah satu peserta untuk membacakannya: Apa yang dilakukan pada bayi baru lahir?
  11. Meminta pendapat peserta mengenai manfaat pemberian vitamin K1 pada bayi baru lahir? Mendiskusikan bersama peserta.
  12. Menjelaskan manfaat pemberian K1 sesuai dengan ulasan materi 5.2
  13. Meminta pendapat peserta mengenai tanda bayi sakit berat? Mendiskusikan bersama peserta.
  14. Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir sasuai dengan ulasan materi 5.3
  15. Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 23 dan minta salah satu peserta untuk membacakannya: Apa saja tanda-tanda bayi sakit berat?
  16. Meminta pendapat peserta dan mendiskusikan apa saja yang diamati pada bayi ?
  17. Menjelaskan hal-hal yang harus diamati pada bayi agar dapat tumbuh sehat sesuai dengan ulasan materi 5.4
  18. Meminta peserta untuk membuka buku KIA halaman 24 dan minta salah satu peserta untuk membacakannya: Amati pertumbuhan anak secara teratur.
  19. Meminta pendapat peserta tentang imunisasi dan curah pendapat mengenai berapa jenis imunisasi untuk bayi.
  20. Menjelaskan mengenai imunisasi sesuai dengan ulasan materi 5.5.
  21. Mengali dari peserta mitos-mitos apa saja yang banyak beredar dimasyarakat yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan perawatan anak.
  22. Menjelaskan dan meluruskan mitos-mitos tadi sesuai dengan ulasan materi 6.1
  23. Meminta pendapat peserta mengenai IMS? Mendiskusikan jenis IMS dan tanda-tanda serta gejala-gejala yang ada? mendiskusikan bagaimana mengatasi dan menghindarinya
  24. Menjelaskan apa yang disebut IMS sesuai dengan ulasan materi 7.1
  25. Meminta pendapat peserta mengenai HIV dan AIDS? Dan mendiskusikan bagaimana mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi yang dikandungnya?
  26. Menjelaskan apa yang disebut HIV dan AIDS, penularannya dan bagaimana mengetahui status HIV sesuai dengan ulasan materi 7.2
  27. Meminta pendapat peserta mengenai penyakit malaria pada ibu hamil. Mendiskusikan sesuai dengan pengalaman peserta.
  28. Menjelaskan mengenai malaria sesuai dengan ulasan materi 7.3
  29. Meminta pendapat peserta mengenai akte kelahiran dan apakah dikeluarga paserta ada yang sudah mempunyai akte kelahiran.
  30. Menjelaskan pentingnya untuk mempunyai akte kelahiran sesuai dengan ulasan materi 8.1
  31. Membuka Buku KIA dan menjelaskan halaman Keerngan lahir
  32. Mengakhiri peremuan III dengan pasca test kemudian dievaluasi sehingga dapat diketahui apakah materi yang disampaikan sudah dipahami oleh peserta.
  33. Memperagakan senam hamil I dan II (lembar balik 1-5).

2.8       Persiapan Laktasi
Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Bra yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong buah dada dari bawah suspension, bukan menekan dari depan. Dua bulan terakhir dilakukan masase, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Perawatan payudara sebelum lahir bertujuan memelihara higiene payudara, melenturkan/ menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk kedalam.

Teknik perawatan payudara Pranatal
  1. Kompres puting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas/ lap yang dibasahi minyak.
  2. Bersihkan puting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang bersih.
  3. Pegang kedua puting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar kedalam 20 kali, keluar 20 kali.
  4. Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari pangkal menuju puting susu sebanyak 30 kali.
  5. Kemudian pijat daerah areola sehingga keluar cairan 1-2 tetes untuk memastikan saluran susu tidak tersumbat
  6. Pakailah bra yang menopang payudara. (Manuaba, 2010)

Cara lain perawatan payudara selama hamil
Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia 5-6 bulan.
Pemijatan
Hal ini bisa dilakukan kala mandi. Sebelumnya siapkan di waskom air hangat dan air dingin, minyak kelapa yang bersih (paling baik jika bikinan sendiri) atau baby oil, handuk, dan kapas.
Cara :
Bersihkan payudara memakai air, lalu massage memakai minyak. Pemijatan dilakukan dengan memakai kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu di-massage karena tak berkelenjar tapi hanya merupakan saluran air susu belaka.
Usai massage, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau ujung ruas jari. Gunanya agar sirkulasi darah bekerja lebih baik. Selanjutnya puting dibersihkan dengan menggunakan kapas dan minyak. Minyak ini berguna melenturkan dan melembabkan puting agar saat menyusui kelak puting sudah tak gampang lecet.
Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan dingin. Tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu keringkan pakai handuk.

Senam Teratur
Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam. Gunanya untuk memperkuat otot pektoralis di dada, sehingga memadatkan payudara dan merangsang produksi ASI agar lebih baik.
Bisa dilakukan sebelum atau sesudah mandi. Ada dua macam senam yang bisa dilakukan para ibu, yaitu:
  1. Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar payudara. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali.
  2. Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke depan sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan kembali pada posisi semula. Lakukan latihan ini 20 kali putaran.

Jika payudara sangat besar, ada baiknya untuk memilih yang memakai penyangga kawat. Karena bra yang tak menopang dengan baik pada payudara besar cenderung akan turun dan membentuk lipatan di bagian bawah payudara. Sementara jika ibu tak menjaga kebersihan dan kekeringan di bawah lipatan tersebut, maka jamur biasanya akan tumbuh.

BAB III PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Kehamilan adalah masa dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin dengan lama kehamilan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Pelayanan atau asuhan standart minimal termasuk 10 T
1.    Timbang berat badan
  1. Ukur lingkar lengan atas (LILA)
  2. Ukur tekanan darah
  3. Ukur TFU
  4. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
  5. Tentukan presentasi janin
  6. Beri imunisasi TT
  7. Beri tablet tambah darah ( tablet Fe)
  8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus): a.Pemeriksaan golongan darah, b.Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB), c.Pemeriksaan protein dalam urine, d.Pemeriksaan kadar gula darah, e.Pemeriksaan darah malaria, f.Pemeriksaan tes sifilis, g.     Pemeriksaan HIV, h.Pemeriksaan BTA
  9. Tatalaksana atau penanganan kasus 

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standart dan kewenangan tenaga kesehatan.kasus- kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan. (Kemenkes, 2010)

3.2       Saran
ANC Terpadu masih perlu ditingkatkan sosialisasinya dan pelayanan seperti senam ibu hamil maupun kelas ibu hamil masih sedikit, masih perlu pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA

  1. Departemen Kesehatan, 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes dan JICA.
  2. Depkes RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
  3. Kemenkes, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta : Kemenkes.
  4. Manuaba, Ida Bagus Gde, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandung dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
  5. Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta; YBP-SP.
  6. http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/02/trend-dan-isu-terkini-asuhan-kebidanan.html
  7. http://lkc.eramuslim.com/index.php/berita/detail/96/7t-pada-pemeriksaan-ibu-hamil-anc.htm