PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Jumat, 07 Maret 2014

PERILAKU KESEHATAN DAN CARA PENGUKURANNYA

Dr. Suparyanto, M.Kes



PERILAKU KESEHATAN DAN CARA PENGUKURANNYA

1.    Pengertian Perilaku
       Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan.Secara singkat, aktivitas manusia dikelompokkan menjadi 2 yakni:
a)    Aktivitas-aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain
b)   Aktivitas-aktivitas yang tidak dapat diamati oleh orang lain

Skinner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus, Organisme, Respons. Teori Skinner disebut teori “S-O-R”.Teori Skinner menjelaskan adanya 2 jenis respons, yaitu:
a)    Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Respondent respons juga mencakup perilaku emosional.
b)    Operan respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

       Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a)    Perilaku tertutup (Covert behavior)
       Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.
b)    Perilaku Terbuka (Overt behavior)
       Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau “observable behavior”.

2.    Ilmu-Ilmu Dasar perilaku
          Perilaku terbentuk dari dua faktor yakni:
a)    Faktor eksternal (stimulus) : faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
b)    Faktor Internal (respons) : perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya.
Ilmu perilaku dibentuk dan dikembangkan dari 3 cabang ilmu yaitu : psikologi, sosiologi, dan antropologi.

3.    Perilaku kesehatan
                 Perilaku kesehatan (health behavior) adalah respons terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan.Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a)    Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat, perilaku ini disebut perilaku sehat (healthy behavior), yang mencakup perilaku-perilaku (overt dan covert behavior) dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab masalah , atau penyebab masalah kesehatan (perilaku preventif), dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif).
b)    Perilaku orang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (healthy seeking behavior) (Notoatmodjo 2010 : 20-24).

4.    Faktor-faktor Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
                 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia menurut Lawrence Green terdapat 3 faktor utama yaitu:
a)    Faktor Predisposisi (Predisposing factors)
       Faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang. Faktor ini termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, nilai-nilai, norma sosial, budaya dan faktor sosio-demografi.
1)    Umur
       Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental) dan perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ, pada aspek psikologis dan mental taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam melakukan tindakan (Mubarak 2011).
2)    Pendidikan
       Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya lebih banyak. Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah maka akan menghambat perkembangan sikap dan perilaku seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru (Mubarak 2011).
3)    Pekerjaan
      Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu luang untuk mendapatkan informasi sehingga dari informasi yang diperoleh menambah pengetahuan dan menimbulkan perilaku yang baik (Soekidjo 2003).

b)    Faktor Pemungkin (Enabling factors)
       Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Hal ini yang berupa lingkungan fisik, sarana lesehatan atau sumber-sumber khusus yang mendukung, dan keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan.
1)    Fasilitas
       Pada saat hamil ibu harus sering memeriksakan kehamilannya, karena hal tersebut dapat memantau perkembangan janin yang ada dalam rahim dan bidan juga berhak memberikan konseling tentang kebutuhan saat hamil. Tugas Utama seorang bidan adalah mendampingi kaum perempuan dalam menjalani kehamilan, mulai dari prakonsepsi hingga masa persalinan (Ibunda prita 2011).
2)    Sumber Informasi
       Ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan informasi sekaligus menghasilkan informasi (Kartono 2006). Dengan memberikan informasi akan meningkatkan pengetahuan masyarakat, selanjutnya dengan pengetahuan akan menumbuhkan kesadaran, dan pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai karena didasari pada keadaan mereka sendiri dan bukan pikiran (Heri 2009). Informasi merupakan bentuk  stimulus yang mempengaruhi seseorang, baik yang di dapatkan secara langsung dari lingkungan maupun secara tidak langsung (Sunaryo 2004).

c)    Faktor Penguat (Reinforcing)
       Faktor yang memperkuat perilaku termasuk sikap dan perilaku petugas, kelompok referensi, dan tokoh masyarakat (Maulana 2009 : 226-227).

5.    Ranah (Domain) Perilaku
       Perilaku adalah keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membedakan3 domain perilaku yakni :
1)    Kognitif (cognitive)
2)    Afektif (affective)
3)    Psikomotor (psychomotor)
      
Oleh ahli pendidikan di Indonesia ketiga domain ini diterjemahkan kedalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor) atau peri rasa, peri cipta, dan peri tindak.
       Berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut:
1)    Pengetahuan
       Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.
2)    Sikap
       Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Menurut Campbell (1950) dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiawaan yang lain. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup.
3)    Tindakan atau praktik (practice)
       Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yakni :
a)    Praktik terpimpin (guided response)
            Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b)    Praktik secara mekanisme (mechanism)
            Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
c)    Adopsi (adoption)
            Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas (Notoatmodjo 2010 : 26-32).

6.    Cara Pengukuran Perilaku
       Secara garis besar mengukur perilaku terbuka atau praktek dapat dilakukan melalui dua metode, yakni:
a)    Langsung
Mengukur perilaku secara langsung, berarti peneliti langsung mengamati atau mengobservasi perilaku subjek yang diteliti. Peneliti dapat menggunakan media instrumen check list dengan skala Guttman.
Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman ini pada umumnya dibuat seperti cheklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0dan analisisnya dapat dilakukan seperti skala Likert ( Hidayat 2012 : 103).

b)    Tidak langsung
Pengukuran perilaku secara tidak langsung ini, berarti peneliti tidak secara langsung mengamati perilaku orang yang diteliti (responden). eneliti dapat menggunakan media angket/kuesioner dengan skala likert  (Notoatmodjo 2010).
       Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala model Likert  adalah skor – T, yaitu:



 Dimana:
X           :Skor responden pada skala perilaku Ibu bersalin yang hendak diubah menjadi skor T
X           : Mean skor kelompok
  s            : Deviasi standar skor kelompok

Untuk mencari s digunakan rumus:
Skor mean T = Skor T Responden
                         Jumlah Responden


Untuk kategori penilaian menjadi:
Perilaku positif         :jika skor T hasil penghitungan > mean T (50)
Perilaku Negatif       :jika skor T hasil perhitungan < mean T (50)
(Azwar 2011 : 156).


DAFTAR PUSTAKA


1.    Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur penelitian suatu pendekatan Praktek, Rineka Cipta : Jakarta.

2.    Asri, Dewi H, dan P, Cristine Clervo 2010, Asuhan Persalinan Normal, Nuha Medika : Yogyakarta.

3.    Azwar, Saifuddin 2011, Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Pustaka Belajar : Yogyakarta.

4.    Bobak, Lowdermilk, dan Jensen 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Penerbit Buku kedokteran EGC : Jakarta.

5.    Budiarto, Eko 2002, Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,  EGC : Jakarta.

6.    Eniyati, dan Putri Melisa R 2012, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Pustaka Belajar : Yogyakarta.

7.    Hidayat, Aziz Alimul 2007, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika : Jakarta.

8.    Hidayat, Aziz Alimul 2010, Metode Penelitian Kesehatan paradigma Kuantitatif, Health Books Publishing : Surabaya.

9.    Hidayat, Aziz Alimul 2012, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika : Jakarta.

10. Kartono, 2006, Perilaku Manusia, ISBN: Jakarta

11. Manuaba, Ida Bagus Gde 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

12. Maulana, Heri D.J 2009, Promosi Kesehatan, EGC : Jakarta.

13. Mubarak, Wahit Iqbal 2011, Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika : Jakarta

14. Momadmin 2011, Mengejan, dilihat 22 februari 2013

15. Notoatmodjo, Soekidjo 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta.

16. Notoatmodjo, Soekidjo 2010, Metodologi Penelitian, Rineka Cipta : Jakarta.

17. Oxorn, Harry dan Forte William R 2010, Ilmu Kebidanan Patologi dan Persalinan, Yayasan Essentia Medica : Yogyakarta.

18. Prawirohardjo, Sarwono 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

19. Prawirohardjo, Sarwono 2009, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

20. Suparyanto 2011, Konsep Persalinan, dilihat 22 februari 2013 <http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/konsep-persalinan.html>

21. Suyanto 2011, Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan, Nuha Medika : Yogyakarta.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar