PERINGATAN

Dilarang meng-copy materi dari blog ini, tanpa mencantumkan nama penulis dan alamat web (URL). Terima Kasih

Kamis, 26 April 2018

RIDHA ALLAH TERGANTUNG NIAT KITA


RIDHA ALLAH TERGANTUNG NIAT KITA

Yan Karta Sakamira
26 April 2018

Kita semua pasti berharap agar amal ibadah kita diterima oleh Allah Ta’ala. Bagaimana caranya?. Simak ayat dan hadits berikut:

Allah berfirman:

{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16) }

”Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS: Hud, 15 – 16)

Dari ayat diatas dapat kita pahami bahwa kalau kita mengerjakan amalan untuk kehidupan dunia (harta, pangkat, jabatan) Allah akan memenuhinya, tetapi semua itu akan musnah, dan kita akan dimasukan kedalam neraka. Jadi niat yang benar harus Lillahi Ta’ala.

Dari Umar bin Khatthab RA, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena  Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah pada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrah karena dunia yang ia cari-cari atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya berarti pada apa yang ia tuju (yaitu dunia dan wanita, pen)”.[ HR. Muttafaq ‘alaih]
Berdasarkan hadits diatas semakin jelas bahwa semua yang kita kerjakan tergantung apa niat kita, dan kita akan mendapatkan sesuatu seperti yang kita niatkan. Sekali lagi perlu kita pahami bahwa jangan mengerjakan sesuatu dengan niat kehidupan dunia, tetapi niatlah karena Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ
“Sesungguhnya manusia pertama yang diputuskan perkaranya pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid. Dia dihadapkan, lalu Allah menunjukkan kenikmatan-kenikmatan-Nya kepadanya, maka dia pun mengenalnya. Allah bertanya, ‘Apa yang telah kamu lakukan padanya?’ Orang itu menjawab, ‘Aku berperang karena-Mu sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman, ‘Kamu dusta, akan tetapi kamu berperang agar dikatakan ‘fulan pemberani; dan itu telah kamu dapatkan.’ Kemudian diperintahkan (agar dia diseret di atas wajahnya). Lalu dia pun diseret di atas wajahnya sampai dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)


Dari Hadits diatas dapat dipahami bahwa:
Orang mati syahid karena perang fisabilillah, namun karena didalam hatinya ada niat kehidupan dunia (ingin jadi pemberani), maka Allah tetap memasukan kedalam neraka


Saudaraku sesama muslim, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah kepada kita, serta memberi kekuatan dan kesabaran kepada kita untuk mengamalkannya. Aamiin

Semoga bermanfaat. Aamiin
Wallahu ‘alam bish showab



Kamis, 05 April 2018

KARENA BODOH: TIDAK SEMUA MANUSIA PANDAI MEMILIH



KARENA BODOH: TIDAK SEMUA MANUSIA PANDAI MEMILIH

Yan Karta Sakamira
5 April 2018

MANUSIA AMAT BODOH

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS. Al Ahzab: 72).

Setiap pagi hari, memasuki waktu shubuh, Allah memberikan dua pilihan kepada umat muslim, mengerjakan sholat sunnah qabliah shubuh atau mencari segenggam emas. Sebagian besar manusia, memilih bekerja keras mencari segenggam emas mulai bagun pagi sampai larut malam.

Manusia memang  bodoh.

Seandainya, manusia memilih melakukan sholat sunnah qabliah shubuh, maka sholat itu lebih baik daripada dunia dan seisinya, apalagi dibandingkan segenggam emas. Jadi memang betul jika manusia itu amat bodoh

SHOLAT SUNNAH QABLIAH SHUBUH LEBIH BAIK DARIPADA DUNIA DAN SEISINYA

Dari ‘Aisyah di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qabliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725).

RASULLULAH SEMANGAT DAN MENJAGA TERUS UNTUK MELAKSANAKAN SHALAT SUNNAH QABLIAH SHUBUH

Dan shalat sunnah fajar inilah yang paling Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jaga, dikatakan pula oleh ‘Aisyah,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- لَمْ يَكُنْ عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menjaga shalat sunnah yang lebih daripada menjaga shalat sunnah dua raka’at sebelum Shubuh”  (HR. Muslim no. 724).

Dalam lafazh lain disebutkan bahwa ‘Aisyah berkata,

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَسْرَعَ مِنْهُ إِلَى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

“Aku tidaklah pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat sunnah yang lebih semangat dibanding dengan shalat sunnah dua raka’at sebelum Fajar” (HR. Muslim no. 724).


MANUSIA YANG BAIK ADALAH MANUSIA YANG MENGIKUTI PETUNJUK RASULULLAH

Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (QS: Al-Ahzab: 21)

Rasulallah bersabda:

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Sesungguhnya sebaik-baik berita adalah kitab Allâh, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara baru (dalam agama), dan semua bid’ah adalah kesesatan.” [HR.Muslim no. 864]

Semoga Allah selalu memberikan taufik dan hidayah kepada kita, agar kita selalu dapat mengikuti petunjuk Rasulullah.

Semoga bermanfaat. Aamiin.








Rabu, 04 April 2018

JANGAN JANGAN KITA TERMASUK ORANG YANG SOMBONG


JANGAN-JANGAN KITA TERMASUK ORANG YANG SOMBONG

Yan Karta Sakamira
4 April 2018

SIFAT DASAR MANUSIA ADALAH SUKA MEMBANTAH (NGEYEL)

Allah Ta’ala berfirman :

وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ أَكْثَرَ شَىْءٍ جَدَلً

“Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah”. (Q.S Al-Kahfi: 54).

Membantah merupakan sifat dasar (akhlak) manusia yang tidak baik dan perlu dilatih untuk menghindarinya. Dengan sifat dasar ini, sebagian besar manusia, suka membantah (mempertahankan pendapat) pada saat diingatkan oleh saudara muslim yang lain.

Lebih parah lagi, jika yang mengingatkan itu muridnya, ada perasaan malu jika guru “disalahkan oleh muridnya”,begitu juga jika yang mengingatkan adalah anaknya atau seseorang yang usianya lebih muda dari kita.

Seharusnya, jika kita diingatkan oleh siapapun, jika peringatannya benar, kita harus dengan lapang hati untuk menerimanya sarannya.

ORANG SOMBONG ADALAH ORANG YANG MENOLAK KEBENARAN

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

Jika kita menolak kebenaran, kita termasuk golongan orang yang sombong, dan ingat, tempat orang yang sombong adalah di neraka

Semoga Allah memberikan sifat yang sabar kepada kita dan menjauhkan kita dari sifat sombong. Aamiin

Semoga bermanfaat.